PENDIDIKAN AGAMA
Nama : Nadia Regina Nishana
Kelas : F2
NPM : 10120490F
1. Manusia menurut pandangan Islam adalah makhluk Allah s.w.t. yang memiliki unsur dan daya materi yang memiliki jiwa dengan ciri-ciri berfikir, berakal, dan bertanggungjawab pada Allah s.w.t.
Manusia (al-insan) adalah makhluk yang proses kejadiannya berawal dari tidak ada kemudian menjadi ada. Disebutkan bahwa manusia berasal dari tanah yang tiada dikenal dan disebut-sebut sebelumnya, apa dan bagaimana jenis tanah itu. Unsur-unsur yang membentuk manusia (setelah lewatnya masa ciptaan pertama) adalah sperma (nutfah) laki-laki dan ovum perempuan yang bercampur. Dari unsur tanah (at-turab) tersebut terbentuklah al-jasadu (jasad/jasmani). Tentang proses penciptaan manusia berawal dari unsur tanah menjadi makhluk yang berjasad. Selain tercipta dari unsur tanah (at-turab), manusia juga tercipta dari unsur ruh (ar-ruh). Di dalam ruh manusia inilah, bersemayam al-qalb, yang dalam bahasa sehari-hari kita menerjemahkannya dengan ‘hati’. Letaknya adalah di dalam dada. Di dalam al-qalb inilah terletak al-‘azmu (tekad, keputusan, niat, dan rencana).Oleh karena itu, disinilah letak taqwa itu. Di dalam ruh manusia bersemayam pula akal (al-‘aqlu). Disebutkan bahwa tempat al-‘aqlu ini adalah di dalam al-qalb sebagaimana al-‘azmu. Dengan al-‘aqlu inilah manusia dapat menyerap al-‘ilmu (ilmu, pengetahuan, pelajaran, dan kesadaran). Dengan kesempurnaan penciptaan seperti itu, maka Allah Ta’ala menjadikan manusia sebagai makhluk yang diberi amanah (al-amanah).
Amanah yang diberikan kepada manusia ada dua yaitu
a. Pertama, amanah al-ibadah (ibadah)
Dalam kehidupannya di dunia ini, manusia diberi tugas-tugas agama, yaitu mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, di mana jika dikerjakan mereka akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan mereka akan mendapatkan siksa.
Dalam memikul tugas amanah ini, manusia terbagi menjadi tiga golongan:
1. Kaum munafik yang menampakkan dirinya bahwa mereka melaksanakannya baik lahir maupun batin, padahal tidak.
2. Kaum musyrik yang tidak melaksanakannya sama sekali, baik lahir maupun batin.
3. Kaum mukmin yang melaksanakannya lahir maupun batin.
Allah Ta’ala menerangkan akibat dari pemberian beban amanat ini ialah Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan bila mereka mengabaikan amanat yang telah dipikulnya itu. Dan Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan yang taat dan patuh memenuhi amanat itu.
b. Kedua, amanah al-khilafah (kepemimpinan di muka bumi)
Dijadikan khalifah di muka bumi maknanya adalah menugaskan kepada manusia untuk mengelola bumi dan memberlakukan perintah-perintah Allah Ta’ala di sana, di mana sebagiannya akan digantikan oleh yang lain.
Di antara tugas khalifatullah fil ardi ialah menegakkan hak dan keadilan di muka bumi, membersihkan alam ini dari perbuatan najis, syirik, fasik serta meninggikan kalimat Allah. Allah akan memperhatikan dan mencatat semua perbuatan manusia dalam melaksanakan tugasnya itu, apakah sesuai dengan yang diperintahkan-Nya atau tidak, Tuhan kita telah berbuat yang benar. Dia menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi, tidak lain hanyalah untuk melihat amal-amal kita, maka perlihatkanlah kepada Allah amalan-amalan kamu yang baik di malam dan di siang hari.
Jadi, berkenaan dengan dua amanah ini Allah Ta’ala telah menyiapkan al-jaza-u (balasan). Mereka yang melakukan amal kebajikan akan memperoleh balasan kebaikan yang setimpal, bahkan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, Sementara balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada perintah-perintah Allah Ta’ala adalah azab yang keras yang setimpal dengan keingkarannya itu.
Manusia terdiri dari unsur
1. Hati, dimana hati membentuk kemauan/keputusan bersumber dari keyakinan.
2. Kehendak, adalah tanggung jawab untuk bertindak sendiri, berusaha sendiri, enyelenggarakan sendiri, baik terhadap keluarga maupun dunia sekitar, misabeya berusaha untuk
Komentar
Posting Komentar